04 May 2009

Maniskan Wajah

Senyum menggambarkan keindahan... .. senyum seindah
suria... yang membawa cahaya..!

Abu Yazid Al Busthami, pelopor sufi, pada suatu hari pernah didatangi
seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerut.
Dengan murung lelaki itu mengadu, "Tuan Guru, sepanjang hidup saya,
rasanya tak pernah lepas saya beribadah kepada Allah. Orang lain
sudah lelap, saya masih bermunajat. Istri saya belum bangun, saya
sudah mengaji. Saya juga bukan pemalas yang enggan mencari rezeki.
Tetapi mengapa saya selalu malang dan kehidupan saya penuh
kesulitan?"

Guru menjawab sederhana, "Perbaiki penampilanmu dan ubahlah roman
mukamu. Kau tahu, Rasulullah adalah penduduk dunia yang miskin namun
wajahnya tak pernah keruh dan selalu ceria. Sebab menurut
Rasulullah,salah satu tanda penghuni neraka ialah muka masam yang
membuat orang curiga kepadanya."

Lelaki itu tertunduk. Ia pun berjanji akan memperbaiki penampilannya.
Wajahnya senantiasa berseri. Setiap kesedihan diterima dengan sabar,
tanpa mengeluh. Alhamdullilah sesudah itu ia tak pernah datang lagi
untuk berkeluh kesah.

Memang Tuhan telah menakdirkan manusia sebagai makhluk yang paling
indah. Bentuknya begitu sempurna, sehingga dipandang dari sudut
manapun manusia kelihatan cantik
dan serasi. Untuk itu hendaknya kurnia ini jangan dinodai dengan
penampilan yang buruk, karena sebagaimana kata
Rasulullah, "Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan."

Namun demikian tidak berarti Islam mengajarkan kemewahan. Islam
justeru menganjurkan kesederhanaan. Baik dalam berpakaian, merias
tubuh maupun dalam sikap hidup sehari-hari. Nabi sendiri jubahnya
seringkali sudah luntur warnanya tapi senantiasa
bersih.

Umar bin Khattab walaupun jawatannya kalifah, pakaiannya sangat
sederhana dan bertambal-tambal. Tetapi keserasian selalu dijaga.
Sikapnya ramah, wajahnya senantiasa mengulum senyum bersahabat.Roman
mukanya berseri. Tak heran jika Imam Hasan Al Basri berpendapat, awal
keberhasilan suatu pekerjaan adalah roman muka yang ramah dan penuh
senyum. Bahkan Rasulullah menegaskan, senyum adalah sedekah paling
murah tetapi paling besar pahalanya.

Demikian pula seorang suami atau seorang isteri. Alangkah celakanya
rumahtangga jika suami istri selalu berwajah tegang. Sebab tak ada
persoalan yang diselesaikan dengan mudah melalui kekeruhan dan
ketegangan.Dalam hati yang tenang, fikiran yang dingin
dan wajah cerah, Insya Allah, apapun persoalannya niscaya dapat
diatasi. Inilah yang
dinamakan keluarga sakinah, yang didalamnya penuh dengan cinta dan
kasih sayang.

No comments: